tapi tau ga, gimana susahnya masuk teknik dan gimana susahnya jadi anak teknik.
praktikum yang segudang dengan laporan-laporan yang bikin mual. apalagi teknik yang banyak lapangan seperti geologi.ga cuma pikiran doang yang diperas tapi juga keringat. gimana ga?, tiap praktikum setidaknya ada 2-3 atau lebih praktikum lapangan dimana setiap praktikum lapangan kita harus panas-panasan berjam-jam dan pulang kekos dengan menggendong sekarung bebatuan berbagai ukuran, bentuk dan warna yang bagi anak geologi itu adalah benda paling penting dan kramat. batu-batu ini yang nantinya bakal jadi bukti dalam pembuatan laporan. kelapangan tanpa ambil sampel batu ya ga layak disebut lapangan. alhasil, kamar kos menjadi tempat bersarangnya bebatuan yang membuat teman satu kos heran jika lewat depan kamar.
belum lagi acara asistensi ke sana kemari yang mungkin ga dirasain anak jurusan lain.tiap kali asiatensi akan selalu ada revisi laporan. pengumpulan laporan dengan deadline jam 12 malam hal biasa, itu sebabnya saya cari kos yang ga ada jam malamnya, hahaha . . . . . ga heran kalo detik-detik pengumpulan terakhir laporan, mahasiswa geologi pada berkeliaran di tempat penjilidan, dijalanan dan berhamburan dimana-mana. keterlambatan pengumpulan pun akan ada konsekuensinya berupa pengurangan nilai. ada juga asisten yang kejam, telat sekian menit nilainya langsung "nol". tapi ga sedikit juga kok asisten yang baik memberikan nilai cuma-cuma padahal laporannya ngasal semua. ga tidur semaleman adalah hal wajar,seperti sekarang ini. mandi sehari sekali juga hal yang nantiya patut disyukuri. anak lapangan seperti ini jangan harap bisa mandi minimal dua kali dalam sehari. kamar kos yang berantakan bagi mahasiswa semester awal juga dimaklumin.
banyaknya laporan yang harus dikerjakan berbanding terbalik dengan jumlah kehadiran mahasiswa dikelas. semakin banyak laporan semakin sedikit mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. sekalinya banyak yang ikut kuliah, itu pun ga fokus dengan dosen yang mengajar, tapi sibuk dengan laporan, maklum lah . . . . , pernah juga mata kuliah kimia dasar hanya diikuti 18
seorang teman pernah bilang : "cewek geologi itu yang terbaik, tapi yang terakhir". oke, memang benar. jika dibandingkan dengan cewek-cewek jurusan lain, cewek geologi lah yang paling naas nasib nya. terkadang saya mengibaratkan kalo cewek geologi itu jelek, dekil, item dan bau. tapi ini hanya ibarat kata, untuk cewek geologi jangan pada tersinggung. salam damai.
tapi kalo masalah masa depan, geologi ga suram - suram amat kok maasa depannya. ya, mungkin itu yang sedikit menghibur hati.
ini bukan postingan curcol cewek geologi loh . . . .
semangat untuk semuanya . . .
Nice posting..
BalasHapusSemangat yah buat wanita gelogi , tahun depan jika Tuhan mengijinkan saya juga mau ambil prodi tekni geologi di UGM.
BalasHapus