KEBAKARAN
HUTAN SALAH SATU PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN TERBESAR
Hutan Indonesia adalah
hutan tropis yang terluas di dunia dan merupakan paru-paru dunia yang bisa
memberikan iklim dan cuaca yang baik bagi negara kita maupun negara-negara
lain.
Kebakaran hutan
merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat
dan bersifat sangat merugikan. Kebakaran hutan di Indonesia
seperti penyakit menahun yang tidak pernah sembuh-sembuh, penyebabnyapun
itu-itu juga. Tidak ada satupun yang mengaku bertanggungjawab atas peristiwa
kebakaran hutan. Pihak perusahaan, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya
selain saling lempaR tanggungjawab sehingga akhirnya masyarakatlah yang menjadi
korban dari dampak kebakaran hutan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran huta seperti berikut ini.
- Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api (hot spot) cukup tinggi
terutama lahan gambut di musim panas dan kemarau yang berkepanjangan.
- Dilarang membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar
hutan.
- Dilarang meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
- Tidak membuat arang di hutan.
Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan
Lingkungan
Dampak negatif yang terjadi akibat kebakaran hutan dilihat dari segi
ekologis dan kerusakan lingkungan sebagai berikut :
1. Hilangnya sejumlah spesies
Kebakaran bukan hanya memusnahkan berjenis-jenis
pohon namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat satwa lainnya. Umumnya
satwa yang ikut musnah ini akibat terperangkap oleh asap dan sulitnya jalan
keluar karena api telah mengepung dari segala penjuru.
2. Ancaman erosi
Kebakaran yang terjadi
di lereng-lereng pegunungan ataupun di dataran tinggi akan memusnahkan sejumlah
tanaman yang juga berfungsi menahan laju tanah pada lapisan atas untuk tidak
terjadi erosi. Pada saat
hujan turun dan ketika run off
terjadi, ketiadaan akar tanah -akibat terbakar- sebagai pengikat akan
menyebabkan tanah ikut terbawa oleh hujan ke bawah yang pada akhirnya potensial
sekali menimbulkan bukan hanya erosi tetapi juga longsor.
3. Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan
Hutan sebelum terbakar
secara otomatis memiliki banyak fungsi. Sebagai catchment area, penyaring karbondioksida maupun sebagai
mata rantai dari suatu ekosistem yang lebih besar yang menjaga keseimbangan
planet bumi. Ketika hutan tersebut terbakar fungsi catchment area tersebut
juga hilang dan karbondioksida tidak lagi disaring namun melayang-layang
diudara. Dalam suatu ekosistem besar, panas matahari tidak dapat terserap
dengan baik karena hilangnya fungsi serapan dari hutan yang telah terbakar
tersebut.
4. Penurunan kualitas air
Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan
menyebabkan perubahan kualitas air. Kualitas air yang berubah ini lebih
diakibatkan faktor erosi yang muncul di bagian hulu. Ketika air hujan tidak
lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh
butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada.
Akibatnya adalah sungai menjadi keruh. Hal ini akan berulang apabila ada hujan
di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
5. Terganggunya ekosistem terumbu karang
Terganggunya ekosistem
terumbu karang lebih disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk
menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat terumbu karang dan
beberapa spesies lainnya menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa.
6. Menurunnya devisa negara
Turunnya produktivitas secara otomatis
mempengaruhi perekonomian mikro yang pada akhirnya turut mempengaruhi
pendapatan negara.
7. Sedimentasi di aliran sungai
Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami
pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai
bersangkutan akibat erosis yang terus menerus.
Solusi dalam Mengatasi Kebakaran Hutan
Satu hal yang menjadi pertanyaan, apakah yang mesti dilakukan
supaya kebakaran hutan tidak terulang setiap tahunnya. Kita mengetahui bahwa
dampak dari kebakaran hutan sangatlah besar dan juga kita tentu tidak ingin
mewariskan hutan yang gundul dan tandus kepada generasi penerus.
Untuk mengatasi ini semua perlu mengembangkan manajemen
pengendalian kebakaran hutan.
untuk
mengatasi kebakaran hutan tersebut perlu dilakukan ialah :
Perencanaan (Planning). Menentukan sasaran yang ingin dicapai
dengan jelas dan strategis yang diperlukan dalam upaya mengatasi kebakaran
hutan. Dalam upaya ini harus ada perencanaan strategik yang bersifat jangka
panjang, bukan bersifat reaktif di mana ketika kebakaran hutan terjadi baru ada
upaya pemanadaman. Harus ada peta atau base wilayah yang menjadi rawan
kebakaran hutan. Sehingga dengan mudah melakukan pendeteksian dini terhadap
kebakran hutan yang akan terjadi.
Pengeorganisasian (Organizing). Keseluruhan proses
pengelompokan instansi-instansi, tugas dan tanggungjawab sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam upaya
pencagahan kebakaran hutan. Posisi masyarakat, LSM, perusahaan, pemerintah dan
instansi lainnya harus perlu adanya koordinasi sehingga masing-masing dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik tanpa adanya saling lempar
tanggungjawab.
Penggerakan pengarahan (Actuating). Tindakan untuk
menggerakkan semua komponen yang ada yang telah ditentukan fungsinya
masing-masing untuk bekerja secara makasimal mencagah atau memadamkan kebakaran
hutan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Merupakan penyatuan dari
semua usaha dan penciptaan kerjasama dari pemerintah, LSM, perusahaan
perkebunan, HTI, HPH dan instansi terkait, sehingga tujuan dapat dicapai dengan
efesien dan efektif.
Pengawasan (Controlling). Dilakukan untuk mengukur hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan dan menghindari tindakan di luar prosedur yang
telah ditentukan. Jika ada kekuarangan atau kesalahan di dalam upaya
penanggunlanan kebakaran hutan maka dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai
hasil yang maksimal. Pengawasan yang ketat disemua tingkatan dan penerapan
sanksi hukum yang tegas kepada semua komponen yang terbukti tidak mampu
menjalankan tugas atau tanggungjawab dalam upaya pencegahan dan pemadaman
kebakaran hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar